Tuhan, aku haus. Aku menginginkan air kehidupan
Perempuan di perigi, firman yang Kuberikan kepadamu akan memberikan kehidupan abadi
Aku menjadi diriku sekarang ini berkat orang tuaku,
tetapi, ketika aku mulai menyadari bahwa ini juga merupakan karya Tuhan,
pandangan yang selama ini menganggap kelemahanku itu buruk dan tidak nyaman mulai berubah.
Tuhan sebagai pembuat tembikar, menciptakan komunitas,
yaitu keluargaku, masyarakat, dan negaraku, dengan berbagai bentuk yang berbeda-beda.
Saat aku menyadari hal itu, aku mulai meninggalkan hal-hal yang tidak berguna itu.
Daripada memikirkan bagaimana orang lain memandangku,
mencari maksud Tuhan dalam membentukku menjadi prioritas.
Ketika aku mulai mencari alasannya, langkah demi langkah, orang yang berjalan maju akan
merasakan kebanggaan sebagai anak perjanjian Tuhan.
Jalan menuju Tuhan ini tidak pernah mudah.
Ini adalah jalan yang sempit, dan terkadang tidak terlihat.
Tetapi, orang yang menyadari bahwa satu-satunya cara untuk hidup adalah dengan terus berjalan di jalan Tuhan,
meskipun jalan itu penuh penderitaan,
akan mampu melewatinya dengan kuat melalui kesabaran dan penempaan.
Orang seperti itu akan memiliki harapan di masa depan,
yang datang seperti cahaya yang menyinari langit timur di pagi hari.
Ah! Masa sulitku,
yang membuatku, yang dulunya hanya anak yang lahir dari orang tua biasa,
kini telah menjadi anak Tuhan yang memiliki sifat dan nilai-nilai kesucian-Nya,
sungguh suatu hal yang membanggakan!
Dengan mata rohani yang terbuka, ketika aku melihat dunia dan manusia,
aku menyadari bahwa cahaya dan kehidupan Tuhan kini menyelimutiku.
Aku, Youngmin, yang dulu seperti wanita di tepi sumur itu!
Sekarang aku telah menjadi anak yang benar-benar dapat memuji Tuhan,
dan bersyukur atas kelahiran kembali ini. Semoga terjadi sesuai kehendak Tuhan.
Dalam nama Yesus, aku berdoa.
30 Januari 2025. Jalan Sejati
Living Hope Tuhan Yesus Harapanku | Scott Brenner | Levites | Suku Lewi
Komentar0